BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Struktur pengendalian intern suatu pihak mencakup kebijakaan dan
prosedur-prosedur yang ditetapkan untuk menjamin bahwa tujuan tertentu dari
pihak dapat dicapai. Struktur pengendalian intern mencakup tiga elemen ;
lingkungan pengendalian, akutansi dan prosedur pengendalian. Pengendalian
dapat diklasifikasikan baik sebagai pengendalian umum maupun pengendalian
aplikasi. Metode standar untuk mengklasifikasikan pengendalian aplikasi adalah
dengan memperhatikan apakah pengendalian tertentu telah diaplikasikan kepada
masukan, pemrosesan , atau keluaran.
Pertimbangan etika harus diperhatikan dalam perancangan struktur
pengendalian intern. Manusia merupakan elemen penting dalam stiap struktur
pengendalian intern. Penting untuk mengkomunikasikan dan memahami tujuan tujuan
dari pengendalian intern. Tujuan tujuan pengendalian intern harus dipandang
sebagai suatu yang relevan bagi individu individu yang akan terlibat dalam
perngendalian sistem.
Analiasis atas struktur pengendalian intern membutuhkan pemahaman atas struktur
baik dalam masa perancangan maupun pada saat dioperasikan. Teknik analitis yang
paling umum yang digunakan dalam analisis pengendalian intern adalah kuesioner
pengendalian intern. Bagan arus analistis juga bermanfaat dalam analisis
pengendalian intern. Prinsip prinsip dasar dari teori yang memadai telah
dibahas karena analisis manfaat dan biaya dari sistem pengendalian intern
memerlukan beberapa penilaian kelayakan sistem.
1.2 Rumusan masalah
1.
Apakah Kebutuhan pengendalian sangat erat hubungannya dengan eksposur ?
2.
Bagaimana Pemanfaatan Tujuan-tujuan Pengendalian dan Siklus-siklus
Transaksi ?
3.
Apakah
perusahaan mempunyai Elemen-elemen penting
dalam Struktur Pengendalian Internal ?
4.
Bagaimana Perusahaan menggunakan Alat pengendalian pemrosesan transaksi ?
1.3 Tujuan penulisan
1.
Untuk mengetahui Kebutuhan pengendalian sangat erat hubungannya dengan eksposur
2.
Untuk mengetahui Bagaimana Pemanfaatan Tujuan-tujuan Pengendalian dan Siklus-siklus
Transaksi
3.
Untuk mengetahui Bagaimana perusahaan Elemen-elemen penting
dalam Struktur Pengendalian Internal
4.
Untuk mengetahui Perusahaan menggunakan Alat pengendalian pemrosesan transaksi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Perlunya pemrosesan transaksi dan pengendalian
Pengendalian
diperlukan untuk mengurangi eksposur-eksposur. Suatu organisasi dipengaruhi
oleh eksposur yang dapat memberi akibat buruk bagi operasinya, bahkan sekalipun
organisasi itu berjalan dengan baik. Banyak aspek dari pemrosesan komputer
cenderung secara signifikan meningkatkan eksposur terjadinya kejadian yang
tidak menyenangkan .analisis eksposur dalam organisasi sering dikaitkan dengan
konsep siklus transaksi harus mengembangkan tujuan pengendalian yang rinci
untuk setiap siklus transaksi.
Struktur
pengendalian intern suatu pihak mencakup kebijakaan dan prosedur-prosedur yang
ditetapkan untuk menjamin bahwa tujuan tertentu dari pihak dapat dicapai.
Struktur pengendalian intern mencakup tiga elemen ; lingkungan pengendalian,
akutansi dan prosedur pengendalian. Pengendalian dapat diklasifikasikan
baik sebagai pengendalian umum maupun pengendalian aplikasi. Metode standar
untuk mengklasifikasikan pengendalian aplikasi adalah dengan memperhatikan
apakah pengendalian tertentu telah diaplikasikan kepada masukan, pemrosesan , atau
keluaran.
Pertimbangan
etika harus diperhatikan dalam perancangan struktur pengendalian intern.
Manusia merupakan elemen penting dalam stiap struktur pengendalian intern.
Penting untuk mengkomunikasikan dan memahami tujuan tujuan dari pengendalian intern.
Tujuan tujuan pengendalian intern harus dipandang sebagai suatu yang relevan
bagi individu individu yang akan terlibat dalam perngendalian sistem.
Analiasis atas
struktur pengendalian intern membutuhkan pemahaman atas struktur baik dalam
masa perancangan maupun pada saat dioperasikan. Teknik analitis yang paling
umum yang digunakan dalam analisis pengendalian intern adalah kuesioner
pengendalian intern. Bagan arus analistis juga bermanfaat dalam analisis
pengendalian intern. Prinsip prinsip dasar dari teori yang memadai telah
dibahas karena analisis manfaat dan biaya dari sistem pengendalian intern
memerlukan beberapa penilaian kelayakan sistem.
Dalam
teori akuntansi dan organisasi, pengendalian intern atau kontrol intern
didefinisikan sebagai suatu proses, yang dipengaruhi olehsumber daya manusia
dan sistem teknologi informasi, yang dirancang untuk membantu organisasi
mencapai suatu tujuan atau objektif tertentu. Pengendalian intern merupakan
suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu
organisasi. Ia berperan penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan
(fraud) dan melindungi sumber daya organisasi baik yang berwujud (sepertimesin
dan lahan) maupun tidak (seperti reputasi atau hak kekayaan intelektual seperti
merek dagang).Adanya sistem akuntansi yang memadai, menjadikan akuntan
perusahaan dapat menyediakan informasi keuangan bagi setiap tingkatanmanajemen,
para pemilik atau pemegang saham, kreditur dan para pemakai laporan keuangan
(stakeholder) lain yang dijadikan dasar pengambilan keputusan ekonomi. Sistem
tersebut dapat digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan
operasi perusahaan. Lebih rinci lagi, kebijakan dan prosedur yang digunakan
secara langsung dimaksudkan untuk mencapai sasaran dan menjamin atau
menyediakan laporan keuangan yang tepat serta menjamin ditaatinya atau
dipatuhinya hukum dan peraturan, hal ini disebutPengendalian Intern, atau
dengan kata lain bahwa pengendalian intern terdiri atas kebijakan dan prosedur
yang digunakan dalam operasiperusahaan untuk menyediakan informasi keuangan
yang handal serta menjamin dipatuhinya hukum dan peraturan yang berlaku.Pada
tingkatan organisasi, tujuan pengendalian interacting dengan keandalan laporan
keuangan, umpan balik yang tepat waktu terhadap pencapaian tujuan-tujuan
operasional dan strategis, serta kepatuhan pada hukum dan regulasi. Pada
tingkatan transaksi spesifik, pengendalian intern merujuk pada aksi yang
dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu (mis. memastikan pembayaran
terhadap pihak ketiga dilakukan terhadap suatu layanan yang benar-benar
dilakukan). Prosedur pengedalian intern mengurangi variasi proses dan pada
gilirannya memberikan hasil yang lebih dapat diperkirakan. Pengendalian intern
merupakan unsur kunci pada Foreign Corrupt Practices Act(FCPA) tahun 1977.
2.2 Kebutuhan Akan Pengendalian
a. Pengendalian dan Eksposur
Pengendalian
sangat erat hubungannya dengan eksposur, Eksposur terdiri dari dampak keuangan
potensial yang berlipat ganda karena probabilitas kemunculannya. Jadi eksposur
adalah risiko dikalikan dengan konsekuensi keuangannya.
Eksposur tidak
timbul dari kurangnya pengendalian. Pengendalian cenderung untuk mengurangi
eksposur, tetapi kurangnya pengendalian jarang menyebabkan eksposur. Eksposur
melekat dalam operasi setiap organisasi dan dapat timbul karena berbagai sebab.
Eksposur-eksposur
Umum
Eksposur-eksposur yang sering
terjadi dalam lingkungan bisnis yang umum, antara lain:
1. Biaya-biaya berlebihan
2.
Pendapatan
menurun
3.
Kehilangan
Aktiva
4.
Akuntansi yang
tidak akurat
5.
Interupsi
bisnis ( gangguan usaha atau bisnis )
6.
Sanksi wajib/
Sanksi perundang-undangan
7.
Kerugian
kompetitif
8.
Penipuan dan
penggelapan, seperti:
·
Kejahatan kerah putih
·
Penipuan
Manajemen
·
Pelaporan keuangan yang keliru
·
Kejahatan
perusahaan
b. Tujuan-tujuan Pengendalian dan Siklus-siklus Transaksi
Siklus
Pendapatan:
Kejadian-kejadian yang berkaitan
dengan pendistribusian barang dan jasa kepada pihak lain dan penagihan
pembayaran.
Tujuan pengendaliannya:
Pelanggan diotorisasi sesuai
dengan kriteria manajemen, harga dan syarat barang dan jasa yang disediakan
diotorisasi sesuai dengan kriteria manajemen.
Siklus Pengeluaran: Kejadian-kejadian
yang berkaitan dengan perolehan barang dan jasa dari pihak lain dan penetapan
kewajiban yang berkaitan.
Tujuan pengendaliannya: Pemasok
harus diotorisasi sesuuai dengan kriteria manajemen dan jumlah yang disampaikan
kepada pemasok harus diklasifikasikan,diikhtisarkan,dan dilaporkan secara
akurat.
Siklus Produksi:
Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan transformasi sumber daya menjadi barang
dan jasa.
Tujuan pengendaliannya: Rencana
produksi harus diotorisasi sesuai dengan kriteria.
Siklus Keuangan:
Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan dan manajemen dana modal
termasuk kas.
Tujuan pengendaliannya: Akses ke
kas dan efek-efek hanya diperbolehkan sesuai dengan kriteria manajemen.
Tujuan-tujuan pengendalian ini di ambil dari konsep struktur pengendalian
intern. Pertama, manajemen harus mengembangkan struktur pengendalian intern.
Struktur ini kemudian dapat di aplikasikan ke siklus-siklus transaksi dengan
mengembangkan tujuan-tujuan pengendalian spesifik untuk setiap siklus.
Komponen-Komponen Pemrosesan
Transaksi
Pemrosesan
transaksi terjadi dalam suatu proses. Proses ini yang dikenal sebagai siklus
akunting. Siklus akunting membutuhkan beragam komponen pembangun.
Komponen-komponen ini meliputi dokumen sumber, jurnal dan register, lejer dan
arsip (file) laporan dan keluaran-keluaran lain, bagan rekening dan kode-kode
lain, rangkaian audit, metode dan alat-alat pemrosesan, serta pengendalian.
A. Dokumen
Sumber
Kebanyakan transaksi dicatat pada
dokumen sumber, selain menyediakan catatan-catatan tertulis dokumen sumber
berfungsi :
a.
Memicu meng-otorisasi operasi fisik
Sebagai contoh surat pesanan
penjualan meng-otorisasi pengiriman barang dan gangguan kepada pelanggan.
b. Memantau arus fisik
Misalnya surat pesanan penjualan
digunakan untuk memperlihatkan pergerakan barang pesanan dari gudang ke tempat
pengiriman.
c.
Mencerminkan akuntabilitas atas
tindakan yang diambil
Misalnya tagihan dari pemasok
diparaf untuk memperlihatkan bahwa tagihan ini sudah diperiksa kebenarannya.
d.
Menjaga kemutakhiran dan kelengkapan
basis data
Sebagai contoh kopi faktur penjualan
digunakan untuk memutakhirkan saldo dalam catatan sediaan. Catatan pelanggan
dan kemudian diarsipkan untuk kepentingan riwayat penjualan.
e.
Menyediakan data yang dibutuhkan
untuk keluaran
Misalnya data dalam surat pesanan
penjualan digunakan untuk menyiapkan faktur penjualan dan ikhtiar penjualan.
B. Jurnal
dan Register
Jurnal dan register merupakan catatan akunting yang memuat
data dalam urutan kronologis. Jurnal merupakan catatan akunting formal awal
dalam sistem manual. Mengikhtiarkan data transaksi dalam satu keuangan.
Register berfungsi sebagai pengganti jurnal atau catatan kronologis atau buku
harian untuk data atau peristiwa yang tidak bersifat keuangan.
C.
Buku Besar dan Arsip
Buku besar (ledger) mengikhtiarkan status perkiraan dalam
satuan keuangan. Nilai transaksi yang muncul dalam jurnal dipindahkan atau
diposkan ke pos perkiraan yang sesuai. Melalui proses posting ini status setiap
perkiraan yang terpengaruh dimutakhirkan dengan menaikkan atau menurunkan saldo
perkiraan sebesar nilai transaksi. Jadi, jika jurnal menekankan pada kegiatan
transaksi, buku besar menekankan pada status perkiraan.
D.
Laporan dan Dokumen
Berbagai laporan umumnya dihasilkan dari pemrosesan
transaksi. Salah satu jenis keluaran laporan dikenal sebagai laporan keuangan.
Sejumlah besar dokumen operasional juga dihasilkan oleh sistem pemrosesan
transaksi. Beberapa dari dokumen ini dihasilkan untuk memicu tindakan. Dokumen
lain dihasilkan untuk mencatat tindakan-tindakan yang telah diselesaikan.
Dokumen operasional tertentu yang disiapkan oleh sistem pemrosesan transaksi
perusahaan menjadi masukan dokumen sumber untuk pemrosesan lebih lanjut.
E. Bagian Perkiraan dan Kode Lainnya
Transaksi akunting harus diklasifikasikan dan dikodekan
sebelum diposkan ke dalam buku besar. Bagan perkiraan merupakan daftar berkode
dari perkiraan-perkiraan yang termuat dalam buku besar umum perusahaan. Pada
dasarnya, ini merupakan struktur data keuangan perusahaan. Bagan perkiraan ini
bukan saja memungkinkan pengklasifikasian dan pengkodean data transaksi
melainkan juga menyediakan elemen-elemen data rinci untuk menyusun dan
menyajikan informasi dalam laporan keuangan.
F. Rangkaian
Audit
Rangkaian audit adalah seperangkat mata rantai yang dibentuk
oleh elemen-elemen pemrosesan transaksi pokok. Rangkaian audit merupakan alat
untuk melakukan penelusuran dari dokumen-dokumen sumber melalui jurnal dan buku
besar sampai ke total ikhtisar dalam laporan keuangan atau keluaran keuangan
lainnya, dan sebaliknya. Disamping membantu audit sistem pemrosesan transaksi.
Rangkaian audit memungkinkan :
(1) Koreksi kesalahan yang terdeteksi
(2) Menjawab pertanyaan
(3)
Rekonstruksi arsip
G. Tindakan
Pengendalian dan Pengamanan
Pemrosesan transaksi yang baik menuntut adanya berbagai
tindakan pengendalian dan pengamanan. Contoh pengendalian yang telah dijelaskan
meliputi bagan perkiraan, perkiraan pengendali, rangkaian audit, dan metode
pemrosesan sekali tulis. Pengendalian seperti itu harus didukung dengan
dokumentasi yang memadai, meliputi : (1) manual prosedur, dan (2) uraian
tanggung jawab yang dibebankan kepada mereka yang terlibat dalam pemrosesan
transaksi.
Arus Transaksi Melalui Siklus
Akunting
Tiap-tiap sistem pemrosesan transaksi menggabungkan
komponen-komponen yang telah disinggung sebelumnya ketika transaksi menjalani
keseluruhan siklus akunting. Pada bagian ini kita menelusuri arus penjualan,
penerimaan tunai, pembelian, pengeluaran tunai, dan transaksi pembayaran gaji.
A.
Transaksi Penjualan
Untuk kepentingan siklus akunting, arus dimulai dengan
dokumen sumber yang dikenal sebagai faktur penjualan. Data dari tiap-tiap
faktur penjualan : (1) dimasukkan ke dalam jurnal penjualan, dan (2) diposkan
sebagai debet ke perkiraan pelanggan dalam buku besar pembantu piutang.
B. Transaksi
Penerimaan Tunai
Cek yang diterima dari pelanggan merupakan dokumen sumber
yang mengawali pencatatan sebagian besar transaksi penerimaan tunai. Tetapi,
karena cek sebenarnya adalah uang tunai, ia tidak boleh digunakan dalam
pemrosesan. Sebagai gantinya, dokumen yang dinamakan tanda bukti penerimaan
disiapkan. Nilai yang terlihat dalam bukti penerimaan kemudian : (1) dimasukkan
ke dalam jurnal penerimaan tunai, dan (2) diposkan sebagai kredit ke catatan
pelanggan pada buku besar pembantu piutang usaha.
C. Transaksi
Pembelian
Jika terjadi transaksi pembelian, dapat dilakukan salah dari
tindakan berikut, yakni : (1) tagihan digunakan sebagai sumber langsung jumlah
yang dimasukkan ke dalam jurnal pembelian atau register tagihan, (2) tagihan
terlebih dahulu dipindahkan ke voucher pengeluaran, dan dari sini nilai
kewajiban tersebut dimasukkan ke dalam register voucher
2.3 Elemen-elemen Struktur
Pengendalian Intern
Struktur
pengendalian intern perusahaan terdiri dari kebijakan dan
prosedur-prosedur untuk menyediakan jaminan yang memadai bahwa tujuan-tujuan
perusahaan dapat di capai. Struktur pengendalian intern perusahaan terdiri dari
tiga elemen : Lingkungan pengendalian, sistem akuntansi, dan prosedur-prosedur
pengendalian. Konsep struktur pengendalian intern di dasarkan pada dua premis
utama yaitu tanggung jawab manajemen dan jaminan yang memadai.
Tanggung Jawab Manajamen
Meskipun
auditor ekstern, auditor intern, dan pihak-pihak lain secara langsung
memperhatikan struktur pengendalian intern perusahaan, tanggung jawab utama
struktur ini tetaplah pada manajemen
Jaminan Yang Memadai
Konsep jaminan
yang memadai harus di kaitkan dengan manfaat dan biaya pengendalian. Manajemen
yang hati-hati tidak akan menghabiskan biaya untuk manfaat pengendalian yang
lebih kecil dari biayanya.
a. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan
pengendalian suatu organisasi merupakan dampak kolektif dari berbagai faktor
dalam menetapkan, meningkatkan, atau memperbaiki efektifitas kebijakan dan
prosedur-prosedur tertentu. Faktor-faktor itu mencangkup :
- Filosofi dan gaya
operasional manajemen
- Struktur organisasi
- Fungsi dewan komisaris
dan anggota-anggotanya
- Metode-metode membebankan
otoritas dan tanggung jawab
- Metode-metode
pengendalian manajemen
- Fungsi audit intern
- Kebijakan dan
praktik-praktik kepegawaian
- Pengaruh dari luar yang
berkaitan dengan perusahaan
b. Sistem Akuntansi
Sistem
akuntansi suatu organisasi terdiri dari metode dan catatan-catatan yang di buat
untuk mengidentifikasikan, mengumpulkan, menganalisis, mencatat, dan melaporkan
transaksi-transaksi organisasi dan menyelenggarakan pertanggungjawaban bagi
aktifadan kewajiban yang berkaitan
c. Prosedur-prosedur pengendalian
Prosedur-prosedur
pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur-prosedur yang tercangkup dalam
lingkungan pengendalian dan sistem akuntansi yang harus di tetapkan oleh
manajemen untuk memberikan jaminan yang memadai bahwa tujuan tertentu akan
dapat di capai. Pengendalian akuntansi intern meliputi rencana organisasi dan
prosedur-prosedur dan pencatatan-pencatatan yang berhubungan dengan penjagaan
aktiva dan kelayakan laporan keuangan. Pengendalian akuntansi intern di rancang
untuk memberikan jaminan memadai bahwa tujuan-tujuan tertentu telah sesuai
dengan setiap sistem aplikasi yang signifikan di dalam organisasi.
2.4 Alat Pengendalian Pemrosesan
Transaksi
Alat
pengendalian pemrosesan transaksi merupakan prosedur-prosedur yang di rancang
untuk meyakinkan bahwa elemen-elemen struktur pengendalian intern di
implementasikan dalam sistem aplikasi khusus yang terdapat di dalam setiap
siklus transaksi organisasi. Alat pengendalian pemrosesan transaksi terdiri
dari pengendalian umum dan pengendalian aplikasi. Pengendalian umum
mempengaruhi seluruh pmrosesan transaksi. Pengendalian aplikasi berpengaruh
khusus terhadap aplikasi-aplikasi individual.
a. Pengendalian Umum
Pengendalian
umum memperhatikan keseluruhan lingkungan pemrosesan transaksi. Pengendalian
umum mencangkup hal-hal berikut ini :
- Rencana pengorganisasian
pemrosesan transaksi
- Prosedur-prosedur oprasi
umum
- Masalah pengendalian
peralatan
- Pengendalian peralatan
dan akses data
Sebagai contoh, di ambil dari hal-hal tersebut di atas :
Rencana
pengorganisasian pemrosesan transaksi
Rencana pengorganisasian dalam penanganna
dan pemerosesannya di lakukan secara terpisah.
Contoh : Fungi pustaka komputer
menyelenggarakan penyimpanan program kompoter dan dokumentasi, tetapi tidak
memiliki akses ke atau otoritas untuk mengoperasikan peralatan pengolahan
komputer.
Pengolahan data komputer harus
tidak memiliki penanganan fisik maupun otoritas atas setiap aktiva selain hanya
mengolah data aktiva.
Contoh : Departemen-departemen
yang bertanggung jawab atas penanganan fisik persediaan harus tidak melapor
kepada wakil direktur bidang pengolahan data komputer.
Prosedur-prosedur oprasi umum
Titik awal dan akhir untuk setiap
fungsi pekerjaan harus di indikasikan secara jelas, seperti juga hubungan
fungsi-fungsi pekerjaan satu sama lain.
Contoh : Operator komputer
memiliki akses terbatas kepada program-program dan file-file data.
b.Pengendalian Aplikasi
Pengendalian
aplikasi di khususkan untuk aplikasi individual. Pengendalian-pengendalian
aplikasi di kategorikan menjadi pengendalian masukan, pemrosesan, dan keluaran.
Kategori-kategori
ini berkaitan dengan langkah-langkah dasar dalam pengolahan data.
c.Pengendalian Preventif, Detektif, Dan Korektif
Pengendalian
Preventif di lakukan untuk mencegah kekeliruan dan penipuan sebelum keduanya
terjadi, terutama pada masukkan dan pemrosesan pada pemrosesan transaksi.
Pengandalian Detektif di lakukan untuk mengatasi kekeliruan dan penipuan
setelah keduanya terjadi. Pengendalian Korektif digunakan untuk mengoreksi
kekeliruan.
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
3.1
Kebutuhan
pengendalian sangat erat hubungannya dengan eksposur
Pengendalian
sangat erat hubungannya dengan eksposur, Eksposur terdiri dari dampak keuangan
potensial yang berlipat ganda karena probabilitas kemunculannya. Jadi eksposur
adalah risiko dikalikan dengan konsekuensi keuangannya.
Eksposur tidak
timbul dari kurangnya pengendalian. Pengendalian cenderung untuk mengurangi
eksposur, tetapi kurangnya pengendalian jarang menyebabkan eksposur. Eksposur
melekat dalam operasi setiap organisasi dan dapat timbul karena berbagai sebab.
3.2 Tujuan-tujuan Pengendalian dan Siklus-siklus Transaksi
Siklus
Pendapatan:
Kejadian-kejadian yang berkaitan
dengan pendistribusian barang dan jasa kepada pihak lain dan penagihan
pembayaran.
Tujuan pengendaliannya:
Pelanggan diotorisasi sesuai
dengan kriteria manajemen, harga dan syarat barang dan jasa yang disediakan
diotorisasi sesuai dengan kriteria manajemen.
Siklus Pengeluaran:
Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan barang dan jasa dari pihak
lain dan penetapan kewajiban yang berkaitan.
Tujuan pengendaliannya: Pemasok
harus diotorisasi sesuuai dengan kriteria manajemen dan jumlah yang disampaikan
kepada pemasok harus diklasifikasikan,diikhtisarkan,dan dilaporkan secara
akurat.
Siklus Produksi: Kejadian-kejadian
yang berkaitan dengan transformasi sumber daya menjadi barang dan jasa.
Tujuan pengendaliannya: Rencana
produksi harus diotorisasi sesuai dengan kriteria.
Siklus Keuangan:
Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan dan manajemen dana modal
termasuk kas.
Tujuan pengendaliannya: Akses ke
kas dan efek-efek hanya diperbolehkan sesuai dengan kriteria manajemen.
Tujuan-tujuan pengendalian ini di ambil dari konsep struktur pengendalian
intern. Pertama, manajemen harus mengembangkan struktur pengendalian intern.
Struktur ini kemudian dapat di aplikasikan ke siklus-siklus transaksi dengan
mengembangkan tujuan-tujuan pengendalian spesifik untuk setiap siklus.
3.3
Elemen-elemen penting dalam
Struktur Pengendalian Internal
Struktur pengendalian
intern perusahaan terdiri dari kebijakan dan prosedur-prosedur untuk
menyediakan jaminan yang memadai bahwa tujuan-tujuan perusahaan dapat di capai.
Struktur pengendalian intern perusahaan terdiri dari tiga elemen : Lingkungan
pengendalian, sistem akuntansi, dan prosedur-prosedur pengendalian. Konsep
struktur pengendalian intern di dasarkan pada dua premis utama yaitu tanggung
jawab manajemen dan jaminan yang memadai.
Tanggung Jawab Manajamen
Meskipun
auditor ekstern, auditor intern, dan pihak-pihak lain secara langsung
memperhatikan struktur pengendalian intern perusahaan, tanggung jawab utama
struktur ini tetaplah pada manajemen.
Jaminan Yang Memadai
Konsep jaminan
yang memadai harus di kaitkan dengan manfaat dan biaya pengendalian. Manajemen
yang hati-hati tidak akan menghabiskan biaya untuk manfaat pengendalian yang
lebih kecil dari biayanya.
3.4
Alat pengendalian pemrosesan transaksi
Alat
pengendalian pemrosesan transaksi merupakan prosedur-prosedur yang di rancang
untuk meyakinkan bahwa elemen-elemen struktur pengendalian intern di
implementasikan dalam sistem aplikasi khusus yang terdapat di dalam setiap
siklus transaksi organisasi. Alat pengendalian pemrosesan transaksi terdiri
dari pengendalian umum dan pengendalian aplikasi. Pengendalian umum
mempengaruhi seluruh pmrosesan transaksi. Pengendalian aplikasi berpengaruh
khusus terhadap aplikasi-aplikasi individual.
Rencana pengorganisasian pemrosesan transaksi
Rencana pengorganisasian dalam
penanganna dan pemerosesannya di lakukan secara terpisah.
Contoh : Fungi pustaka komputer
menyelenggarakan penyimpanan program kompoter dan dokumentasi, tetapi tidak
memiliki akses ke atau otoritas untuk mengoperasikan peralatan pengolahan
komputer.
Pengolahan data komputer harus
tidak memiliki penanganan fisik maupun otoritas atas setiap aktiva selain hanya
mengolah data aktiva.
Contoh : Departemen-departemen
yang bertanggung jawab atas penanganan fisik persediaan harus tidak melapor
kepada wakil direktur bidang pengolahan data komputer.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam teori akuntansi dan organisasi, pengendalian intern
atau kontrol intern didefinisikan sebagai suatu proses, yang dipengaruhi
olehsumber daya manusia dan sistem teknologi informasi, yang dirancang untuk
membantu organisasi mencapai suatu tujuan atau objektif tertentu. Pengendalian
intern merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber
daya suatu organisasi. Ia berperan penting untuk mencegah dan mendeteksi
penggelapan menjadikan akuntan perusahaan dapat menyediakan informasi keuangan
bagi setiap tingkatan manajemen,
para pemilik atau pemegang saham, kreditur dan para pemakai laporan keuangan
lain yang dijadikan dasar pengambilan keputusan ekonomi. Sistem tersebut dapat
digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan operasi
perusahaan.
4.2 Saran
Analiasis atas struktur
pengendalian intern membutuhkan pemahaman atas struktur baik dalam masa
perancangan maupun pada saat dioperasikan. Teknik analitis yang paling umum
yang digunakan dalam analisis pengendalian intern adalah kuesioner pengendalian
intern. Bagan arus analistis juga bermanfaat dalam analisis pengendalian
intern. Prinsip prinsip dasar dari teori yang memadai telah dibahas karena
analisis manfaat dan biaya dari sistem pengendalian intern memerlukan beberapa
penilaian kelayakan sistem.
DAFTAR PUSTAKA
Accounting Information System, Marshall B. Romney and Paul Jhon Steinbart, Edisi Delapan
http://gudangmakalah.blogspot.com/2009/04/makalah-pemrosesan-transaksi-dan_10.html
Sistem Informasi Akuntansi,
Drs. Krismiaji., M.Sc., Akt. Edisi Tiga
https://www.google.com.sg/?gws_rd=ssl
Tidak ada komentar:
Posting Komentar